Pengertian, Ciri-Ciri, Habitat, Reproduksi, Klasifikasi, dan Manfaat Bryophyta (Lumut)

Bryophyta (Yunani, bryon: lumut, phyton: tumbuhan) merupakan anggota kingdom plantae yang paling sederhana dan bisa dikatakan sabagai peralihan antara tumbuhan bertalus (belum memiliiki akar, batang, daun sejati) dengan tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, daun sejati). lumut juga lebih dikenal sebagai moss.

Lihat Juga: Pengertian dan Klasifikasi Fungi (jamur) 

A. Ciri-ciri dan sifat lumut
  • Lumut termasuk tumbuhan autotrof artinya lumut dapat membuat makanan sendiri. Ini dikarenakan lumut mempunya klorofil.
  • Batang dan daun lumut masih bersifat sederhana tetapi sudah dapat dibedakan struktur akar, batang dan daunnya (kormophyta)
  • Akarnya berupa akar semu (rhizoid)
  • tidak mempunya pembuluh angkut (atracheophyta)
B. Habitat Lumut
  • Lumut termasuk tumbuhan kosmopolit artinya lumut berada di mana-mana
  • lumut mudah ditemukan terutama di tempat yang lembab (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) di kulit pohon. 
  • di tempat yang lembab dan teduh, lumut tumbuh subur dan tampak sebagai hamparan hijau.
C. Reproduksi lumut

Lumut termasuk kormophyta berspora yang masih memiliki ciri tumbuhan talus.Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).  Lumut juga mengalami dua fase dalam siklus hidupnya yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit yaitu bryophyta yang biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan pembentukan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan pembentukan spora.

Dalam siklus hidup bryophyta, fase gametofit lebih dominan daripada fase sporofit. Hal ini berbanding terbalik dengan tumbuhan berpembuluh seperti tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji yang memliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit.

 Lumut bereproduksi secara aseksual dan secara seksual secara bergantian (metagenesis). Reproduksi secara aseksual (sporofit) terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium (kotak spora). Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema.

Adapun reproduksi secara seksual (gametofit) pada lumut, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonium (alat kelamin betina) berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan anteridium berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonium dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot kemudian membelah secara mitosis membentuk sporogonium, kemudian sporogonium terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n)

metagenesis tumbuhan paku
sumber gambar: yuandinie.blogspot.com

D. Klasifikasi lumut
  1. Hepaticaae (lumut hati)
  • Struktur tubuh berbentuk thalus.
  • Reproduksinya: 
    • Seksual: Sperma dari anteridium dan ovum dari arkegonium.  
    • Aseksual: membentuk tunas (gemma)
Contoh:
  • Marchantia polymorpha
  • Riccia sp.
     2.  Musci (lumut daun)
  • Reproduksinya bermetagenesis: 
    • Gametofit: lumut itu sendiri
    • Porofit: Sporogonium yang terdiri vaginula, seta,
    • Sporangium, kaliptra.
Contoh:
  • Sphagnum fimbriatum (lumut gambut)
  • Poganatum cirrhatum
  • Miniodendron divaaricatum
      3. Anthocerotae (lumut tanduk)
  • Struktur tubuhnya mirip lumut hati
  • Berbentuk seperti tanduk, oleh karena itu lumut ini dinamakan lumut tanduk.
Contoh: Anthoceros

E.  Peranan lumut dalam kehidupan manusia.
  •  Sphagnum: 
    • menggemburkan tanah/medium dan pengganti kapas
    • sebagai bahan bakar lumut
    • sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan, artinya lumut dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan mampu menyediakan air pada musim kemarau.   
    • dapat digunakan sebagai obat kulit dan obat mata
  •  Marchantia:
    • sebagai obat penyakit hepatitis
    • sebagai obat luka
    • sebagai penawar racun 
    • dapat mematikan jentik nyamuk demam berdarah

Comments